Selasa, 26 Januari 2016

Ayah mertuaku adalah Bf ku



Tumpukan berkas kerjasama dari berbagau badan usaha menumpuk di mejaku. Semuanya sangat berantakan tak karuan. Sulit rasanya mengambil sebuah keputusan dalam usaha ini. Sebuah usaha yang dulu di rintis oleh pak Joko.

Kulirik sebuah foto keluarga di mejaku. Bukan foto keluarga kecilku, tetapi keluarga besar istriku saat pernikaulang tahun anakku yang ke 2. Disana aku melihat senyumannya yang sangat bahagia, bangga dan selalu membuatku selalu ingin berusaha untuk menjadi terbaik untuknya dan untuk diriku sendiri. Walaupun aku sudah beristri tetapi dia tetap milikku selamanya. Dia adalah Ayah mertuaku, orang pertama yang aku sayangi jiwa raganya setelah kedua orang tuaku. Walaupun aku milik ananknya tetapi aku  akan selalu ada di sisinya.

Permulaan ceritanya di mulai dari 17 tahun yang lalu.
Aku hanya anak desa saat itu. Saat itu bapak bekerja sebagai buruh tani dan ibu sebagai pedagang kecambah di pasar. Aku usia 16 tahun memiliki dua adik permpuan usia 5 tahun dan 10 tahun. Kami hidup di rumah yang cukup layak penginggalan dari kakek dan nenek. Pada dasarnya aku tergolong anak yang penurut dan tidak bisa membantah, entah omongan orang tua, guru ataupun orang lain.

Diusia itu aku baru saja menyelesaikan pendidikan di SMU dan ingin memiliki pekerjaan agar bisa membantu menyekolahkan kedua adikku. Aku saat itu sama sekali tidak memiliki keinginan lain, yang aku inginkan hanya aku bisa bekerja tetapi tidak ingin merantau. Hingga ahirnya aku bekerja bersama pak joko yang sekarang menjadi ayah mertuaku sekaligus Boy Fren (BF/ kekasih sesame jenis).

Saat itu usaha ayah mertuaku hanya berjualan bunga. Disana aku bekerja sebagai perawat bunga dan sekaligus menjaga toko bunganya. Bagi anak lulusan SMU yang tidak memiliki keahlian kusus itu membuatku cukup bahagia. Ayah mertuaku sangatlah baik hati, dia mengajariku banyak hal, mulai cara bertanam hingga petuah-petuah kehidupan. Dalam satu bulan aku bisa sangat dekat dengannya. Saat itu dia berusia 33 thn memiliki 2 anak berusia 10 dan 5 tahun seuisa adik adikku. Aku berusaha akab dengan anak dan istrinya tetapi selama itu aku tidak bisa menyentuh hati mereka hanya pak joko saja yang bisa sangat akab dengan diriku.

Sekitar beberapa bulan setelah mengabdi pada pak joko terjadilah kejadian tersebut. Kejadian dimana pertama kalinya aku dan pak joko melakukannya. Sebuah malam yang sampai sekarang masih teringat.
Malam itu pak joko menginap di toko bunga bersamaku. Dia memberikan banyak petuah petuah kehidupan kepadaku. Malam itu aku merasakan dia lebih dari sekedar bos tetapi aku merasa dia seperti orang tuaku. Lalu tanpa aba aba atau ucapan dia menciumku dari bibir ke bibir. Sebuah ciuman yang membuat gairah sexualku bangkit dan menggebu-gebu walau saat itu aku tidak tertarik dengan sesame jenis. Tapi malam itu entah kenapa aku bisa melakukannya dengan dirinya, pak joko. Sebuah awal permulaan hingga ahirnya berlanjut hingga sangat lama.

Setahun lebih aku mengabdi dengannya hingga ahirnya aku dan dia menjalin hubungan yang sangat sepesial. Seperti orang pacaran kami memiliki tanggal jadian dan memiliki tujuan hidup yang cukup panjang melebihi orang pacaran dan lebih seperti hubungan pernikahan.

Pak joko orangnya sangat baik, selama aku bekerja denggannya usahanya cukup meningkah hingga ahirnya aku di kuliahkan olehnya di universitas swasta. Walaupu hanya kuliah di universitas kecil tetapi aku sangat bahagia. Apalagi saat aku melihat tangis haru bapak dan ibuku saat melihatku wisuda. Sungguh itu sebuah kebahagian tersendiri dalam hidupku. Melihat tangis haru bapak dan ibuku membuatku sangat bahagia saat itu.

Walupun aku memiliki gelar sarjana tetapi entah mengapa aku sama sekali tidak ingin meninggalkan pekerjaanku sebagai penjaga toko bunga milik pak joko dan keluarganya ini. Di toko kecil aku hidup, aku bercinta dan aku mencari uang untuk bapak ibu dan adik adikku. Sebuah toko yang hanya memiliki bangunan utama 6 x 4  meter dan luas halaman yang hampir 200 meter persegi ini aku hidup selama ini. Disini aku tidur, makan dan bekerja. Bahkan sewaktu kuliah di sini tempat teman temanku Done, Iwan, Purbo dan Agus berkumpul. Di sini pula terkadang aku mengirimkan uang-uang receh untuk keluargaku di kampung, tak banyak memang tetapi cukuplah untuk tambhan biaya makan dan sekolah adik adikku.

Setelah lulus kuliah itulah aku memiliki keinginan mengembangkan usaha milik pak joko ini. Dengan bantuan sahabat-sahabatku usaha ini bisa berkembang menjadi pengelolaan taman untuk perumahan. Saat itu pula anak dan istri pak joko mulai bisa aku rangkul dan mereka juga mulai bisa menerimaku.


Lalu tiga tahun yang lalu pak joko mengangkatku menjadi anak menantunya. Awalnya aneh tetapi ahirnya aku bisa menjalaninya.

Rabu, 24 September 2014

Elang Tubuh atletis pria

Salah kalu orang bilang gantengitu relatif atau orang cantik itu relatif. Yang ganteng itu akan selalu ganteng tidak pernah ada yang bilang jelek. Kalau ada orang jelek dibiang ganteng itu pasti yang bilang sedang sakit mata.

Bagi cowok gay tubuh atletis pria itu seperti tubuh wanita yang sexy banget. Makanya sekarang banyak istilah “cowok sixpex pacarnya cowok-cowok ganteng”. Karena memang begitulah kenyataannya.

Bagi orang gay dia berusaha memiliki tubuh atletis untuk memikat pria lainnya. Sama halnya wanita yang menjaga bentuk tubuhnya untuk memikat pria. Jadi wajar jika yang ke gym itu kebanyakan gay. Banyak juga (tidak selalu) pria yang memiliki tubuh indah itubukan gay, tetapi kebanyakan gay. Begitupula gym langgananku kebanyakan juga orang-orang gay walau awalnya mereka masuk sama sekali tidak bilang kalau gay tetapi diam-diam mereka adalah gay.

Entah dari mana aku kok bisa suka sama cowok-cowok atletis. Tetapi kenyataannya memang tubuh tletis itu snagat indah. Bapakku yang mengubahku menjadi gay juga meiliki tubuh atletis. Bapakku adalah guru olah raga dan dia juga suka berolah raga, tubuhnya juga cukup tinggi bangi orang yang hukan kepolisian atau TNI yaitu 174 cm selalu melayani napsuku. Orang-orang seusia bapakku yang tingginya lebih dari 170 cm kenyakan masuk TNI dan kepolisian mungkin hanya bapak yang tidak masuk ke dalam keduanya dan memilih menjadi guru.

Entah kenapa tubuh ateletis dan kencang itu begitu nikmat di setubuhi. Semakin bidang dadanya semakin nikmat untuk dinimmati puntingnya. Semakin besar dan kencang tangan dan kakinya semakin enak untuk di remas-remas. Apalagi semakin kotak-kotak perutnya semakin bergairah.

Rabu, 10 September 2014

Elang Jadi gay

Katanya jika menulis di sini harus menceritakan kenapa menjadi gay. Makanya aku akan ceritakan kenapa aku jadi gay. Sebenarnya malu. Tetapi disuruh menulis seolah-olah curhat dalm bentuk tulisan. Semoga saja curahan hati ini dapat dimengerti pembaca.

Ayah ibu kandungku adalah seorang guru PNS. Alm. Ayah dan alm. Ibu membangun rumah di tanah warisan yang cukup luas.  Ayah meninggal saat aku kelas 1 SD diduka karena terkena racun ular saat memancing. 2 tahun kemudian alm. ibu menikah dengan bapak saat aku kelas 3 SD dan ibu meninggal saat aku kelas 5 SD karena sakit. Setelah itu aku dirawat oleh bapak.

Bapak tiriku ini sebenarnya tetangga sebelah kanan rumah kami. Dia seorang guru juga. Rumahnya pas bersampingan dengan ruamh kami. Dia membeli tanah dari bibiku yang juga mewarisi tanah tersebut. Rumah bapak baru selesai di bangun saat ayah meninggal. Bapak sendiri sebenarnya anak orang kaya di kabupaten sebelash dan tinggal ditinggal mati istrinya sebelum kepindahannya kesebelah ruamh kami.

Mungkin karena senasip ditinggalkan oleh suami dan istri mereka ahirnya bapak menikahi ibu. Walau sayang hanya 3 tahun saja usia pernikahan mereka.

Kenapa aku harus menceritakan keluargaku sebelum menceritakan kenapa aku menjadi gay ini? Karena alasannya yang menanam bibit gay ini adalah bapak tiriku ini.

Awalnya setahun sebelum ibu meninggal, ibu sering sakit-sakitan. Sudah berobat kemana-mana tidak pernah sembuh. Tubuhnya jadi sangat kurus. Sebagai laki-laki yang masih cukup muda yang jelas bapak masih memiliki gairah sex yang besar. Tetapi karena istri yang dia nikahi sakit makanya anak tirinyalah yang menanggungnya.

Siang itu setelah pulang sekolah aku di suruh melayani hawa napsu bapak di dapur belakang dimana dapur terpisah dari rumah induk. Keluar dari kamar mandi bapak membekap mulutku dan mengacungkan celurit ke leherku. Bakap juga mengancamku. Di dapur dekat kamar mandi itu bapak melampiskan sexnya kepadaku.

Sambil menutup mulutku tangan bapak melorotkan celana sekolahku dan celananya sendiri. Aku di tidurkan di tempat tidur yang terbuat dari bambu yang ada di dapur. Dengan susah payah bapak mencoba memasukkan penisnya ke dalam anusku. Yang jelas rasanya sakit sekali menerimanya (saat itu). Setelah puas tidak lupa bapak mengancamku dengan alasan akan membunuh ibu.

Gara-gara itu kejadian-kejadian itu terus berulang. Seminggu bisa 2-5 x terjadi. Hingga aku sudah lupa bagaimana rasanya sakit di sodomi itu. Rasanya setelah berulang-ulang terjadi sudah tidak sakit lagi. Hingga ibu meninggal hal itu malah berkelanjutan.

Tidak ada ancama akan membunuh ibu lagi dia berganti ancaman akan memasukkanku ke pondok pesantern. Bapak bercerita di pesantern aku akan digilir di sodomi seperti bapak menyodomiku (cerita bohong bapak). Makanya walau ibu sudah meninggal aku masih menjadi pelampisan sex bapak.

Sebenarnya bapak itu sangt baik kepadaku. Bapak selalu menyimpan uang pensiun ayah dan ibuku yang masih aku terima hingga sekarang. Bapak juga tidak mengambil harta peninggalan kedua orang tuaku sedikitpun. Setalah dia menikah dia tinggal dirumahnya sendiri yang berada di sampingku. Hanya masalah sex saja yang bapak tidak baik.

Bapak menyunatkanku saat aku akan masuk SMP. Saat sunatanku itu bapak sama sekali tidak menyodomiku karena saat itu eyang (ayahnya bapak) tidur dirumahku dan aku juga tahu perbuatan mereka berdua bapak dan eyang di rumahku (sex sejenis).

Setalah sekian minggu eyang tinggal dirumahku, seminggu sebelum pulang eyang ikut-ikutan mencicipi tubuhku. Setelah sekian minggu tidak di setubuhi bapak sekarang eyang yang menyetubuhiku. Tidak seperti bapak yang saat menyetubuhiku langsung tubruk, tetapi eyang memberikan pelayanan yang sangt memuaskan. Dari dilalah aku pertama kalinya menikmati kenikmatan di sodomi. Disaksian bapak secara langsung aku menikmati disodomi oleh eyang.

Eyang memulainya dengan menyedot-nyedot kedua puntingku, penisku dan pantatku. Rasanya sangatlah enak. Baru hari itu aku mendapat kenikmatan seksual. Biasanya hanya sakit di pantan dan baru hari itu aku baru menimati keindahan dan kenikmatan disodomi. Membuatku melayang-layang indah.

Dari ruang duduk televisi aku diangkat oleh bapak ke kamar. dikmar itulah eayang memuaskan hasratku lagi. Bapak hanya menyksiakan hubungan kami di  kursi belajarku. Bapak hanya melihat saja tanpa melakukan apapun.

Malam itu bukan eyang saja yang mengeluarkan carian putih kental tetapi malam itu baru pertama kalinya aku juga mengeluarkannya. Saat mau keluar terasa sekali kenikmatannya. Walaupun sedikit kaget.

“kamu baru merasakan kenikmatan beginian le (nak)? Apa bapakmu itu tidak pernah memberikan hal seperti ini.” Kata eyang saat itu dan aku hanya menggeleng saja. Setelah itu eyang ke bapak dan memarah-marahi bapak. Bapak hanya diam menunduk tanapa bicara. Eyang sambil marah-marah menampar wajah bapak, meremas sealangkangan bapak dan dengan penggaris kayu Eyang memukul bapak. Aku hanya diam saja menyaksiaknnya.

“maafkan bapak mu yang egois ini le (nak)? Eyang tahu kalu kamu di sodomi tapi Eyang tidak pernah tahu kalu kamu diperlakukan sesuka hati oleh bapakmu yang bejat itu. Mungkin ini saatnya kamu yang menerima kenikmatan itu.” Seperti itulah eyang berbicara padaku hari itu. Aku kurang ingat tetapi hampir mendekatilah walau dulu pakai bahasa jawa yang kental (soalnya diblog ini katanya ga boleh pakai bahasa daerah).

Malam itu Eyang membimbingku menyetubuhi bapak. Di ranjang bapak yang bisanya menyetubuhiku sekarang aku menyetubuhi bapak. Menikmati namanya menyetubuhi orang pertama kali. Eyang hanya menyuruhku dan aku melakukannya pada bapak. Dimulai dari ciuman bibir, ketiak, punting susu, perut, penis hingga jempol kaki semua aku turuti. Bapak hanya mengerang-ngerang kenikmatan.

Setelah malam itu aku dan bapak semakin akrab. Kami melakukan hubungan itu hampir setiap minggu. Seminggu bisa 2-5X. Terkadnag aku yang di atas terkdang aku di bawah. Awalnya bapak yang dominan setalah semakin dewasa aku yang lebih dominan dan yang lebih sering meminta kepada bapak.

Aku juga ingat bapak memiliki beberapa pasangan gay. Terkadang aku ikut bermain dengan mereka. Walau lebih sering menghindar.

Pasangan gay bapak yang paling lama adalah om tomo. Dia adalah duda tanpa anak. Awal menikah dia langsung mengontrak rumah di rumah bapak yang ada di samping rumahku. Lalu tak berapa lama istrinya meninggal dalam kecelakaan.

Entah bagai mana mereka jadian dan jadi pasanggan gay yang jelas saat kelas 2 SMP kami sering bersama. Selain rumah kami berdekatan kami semua tidak memiliki keluarga. Hanya om tomo saja pasangan gay bapak yang berani meminta pelayanan sex kepadaku tanpa harus meminta kepada pamanku. Terkadang aku pulang sekolah juga berani meminta pelayanna sex kepada om tomo.

Dari sanalah aku berubah menjadi gay. Dari kehidupan itu aku menjadi tidak pernah memiliki perasaan sexsual kepada wanita. Hingga aku masuk perkuliahan sekarang. Awalnya memang aku semakin liar tetapi karena suatu hal ahirnya aku ingin tobat, walaupin itu sulit. Aku tidak pernah menyalahkan masa laluku, aku hanya berusaha berubah dan keluar dari dunia gay ini.

Kamis, 04 September 2014

aku gay oleh Elang (nama samaran)

Pertama-tama perkenalkan saya... em.... enaknya pakai nama samaran apa?

Ok.perkenalkan nama saya elang (nama samaran). Saya seorang yang yang ingin tobat tetapi tidak tobat-tobat. Inginnya seger pergi menjauh dari duni gay ini tetapi kalau ada cowok ganteng kembali lagi jadi gay. Wkwkwkk....     

Saya satu universitas dengan orang-orang gay yang juga menulis di blog ini. Sebenarnya dekat-dekat banget juga enggak dengan mereka. Aku hanya pernah bertemu salah satu dari mereka saat wifi an dikampus pada dini hari. Tak sengaja juga aku melihat situs yang dia buka yang berisi bokep gay dan dari sanalah aku berkenalan. Setelah itu bertukar nomer telfon dan facebook. Lebih lanjut lagi kita berteman saja.

Kalau ML dengan mereka aku malah sama sekali belum pernah. Walau beberapa kali dapat tawaran dari mereka. Ya..! maaf habisnya bangai mana lagi ya...kriteria ganteng di mataku terlalu tinggi, sangat tinggi malahan. Tubuh harus mendekati sempurna, wajah harus ganteng dan pakaiannya juga harus bagus. Begitupula penampilanku sendiri, berani cari yang seperti itu aku juga harus lebih dari itu. Jadi maaf aku berusaha untuk tobat walaupun kadang-kadang bertemu orang ganteng yang gay membuatku membelok lagi.

Dulu saat belum ingin tobat aku sampai berani-beraninanya cari gigolo lho... cari gigolo jogja, semarang, surabaya dan malang sudah pernah aku cari. Paling sepersekian saja yang masuk kriteriaku. Kalu sudaha menemukan yang cocok biasanya aku boking beberapa kali dalam beberapa bulan. Setelah bosan ya aku tinggalkan.

Kebanyakan aku mendapatkan teman Ml dulu dari teman-teman di gym. Tubuh mereka banyak yang bagus tetapi hanya beberapa yang wajahnya ok menurutku. Yang ok ok itulah yang aku ajak. Kebanyakan dari mereka juga sama. Namanya di gym kan banyak yang gay seperti kami dan bisanya di gym tempat mencari mangsa. Tapi maaf kami yang lebih tertarik kelas-kelas tinggi tidak begitu memperhatikan yang di bawah ami sehingga saat latihan ya kami bisa bersikap wajar. Lagian teman-temanku di gym kebanyakan sudah beristri walupun merek gay.

Jujur sebenarnya istri-istri mereka tidak secantik yang aku pikirkan, dulu pikiranku cowok ganteng dan mendekati sempurna akan mendapatkan cewek yang juga mendekati sempurna tetapi nyatanya hukum itu tidak berlaku. Istinya biasa-biasa saja seperti ibu-ibu diluar sana. Walau wajahnya cantik karena perawatan tetapi tubuhnya ya biasa-biasa saja dibilang sexy juga tidak. Walau istri-istri mereka kurang menarik yang penting cowok simpannya menarik. Wkwkwkk....


Hari ini aku menulis ini dulu saja. Besok-besok akan di sambung lagi. 

Minggu, 17 Agustus 2014

Andi. aku gay



Semalam aku didatangi seseorang dan aku disuruh menceritakan kenapa aku bisa menjadi gay seperti sekarang. Jujur sebenarnya aku tidak begitu tahu juga kenapa aku menjadi gay.  Tapi akan aku tulis sedikit ingatan-ingatan masa kecilku itu di sini untuk kamu dan blog kamu sobat.

Sebut saja aku Andi, nama yang snagat banyak di pasaran indonesia. September 2014 aku genap berumur 27 tahun. Kalau ditanya kapan nikah, mudah saja aku jawab, selalu aku jawab kalau sudah siap. Aku bisex dan tidak 100% gay. Menurutku menikah itu hal yang sederhana, tetapi selama ini aku belum menemukan kecocoknan seseorang yang siap untuk mencari pendampingku.

Entah kenapa rasanya banyak sekali cewek yang tidak cocok dengan aku. Padahal aku dekat sekali dengan banyak cewek. Wajahku sebenarnya tidak buruk, malah tergorlong tampan kata orang-orang. Banyak cewek dan cowok gay mendekat dengan aku. Tetapi entah kenapa aku selama ini belum menemukan seorang pendamping wanita ataupun pria yang cocokdenganku.

Kembali kenapa aku bisa menjadi gay.
Kalu sepemikiranku mungkin lebih dikarenakan suasana lingkungan. Aku anak ke enam dari enam bersodara. Dari semua sodaraku hanya aku dan kakak pertamaku yang laki-laki. Umurkudengan umur kakak pertamaku berbeda 30 tahun. Saat akulahir kakakku juga sudah menikah dan memiliki anak perempuan. Kalau menurutku kenapa aku jadi gay karena aku hidup dengan banyak cewek.

Entah dari mana asalnya yang jelas saat aku masih dibangku SD dan SMP  sifatku lebih halus dan lembut dari pada anak-anak laki-laki pada umumnya. Mulai sediki brandal saat masuk SMA dan lebih bisa mengendalikan diri sebgai laki-laki normal.

Saat keberandalanku saat SMA itulah aku merasakan namanya persahabatan yang berlenihan hingga aku terjerumus dalam linkup hidup gay seperti sekarang. Tapi ada suatu kondisi dimana aku sama sekali tidak mau melayani, hanya mau di layani. Semanjak diajarkan oleh temanku itu aku menjadi ketagihan ingin melakukannya. Hampir tiap minggu aku bermain dengan temanku-tenamku. Dan selama itu aku hanya mau dilayani dan tidak mau melayani. Jadi terkadang saat tidak ada kecocokan diantara aku dan pasangan, kami ahirnya tidak jadi menggeluarkan hasrat sex, itu sangat sering terjadi kareana keegoisanku.

Seperti permainan dengan pemilik blog ini tadi malam. Kami tidak jadi melakukan hubungan sex karena aku tidak mau melayani dirinya walaupun kami awalnya sudah 10 menit pemanasan. Terkadang aneh juga hubungan yang aku lakukan ini. Tetapi memang ini yang aku lakukan.

Hidup mungkin hanya sekedar tabir misteri. Setiap manusia harus membuka tabir misteri itu sendiri. Mungkin suatu saat kita bertemu. Dalam keaadaan yang berbeda.

Kamis, 07 Agustus 2014

Supardi Anakku gay aku juga gay

Dulu-dulu aku tidak pernah tanya kenapa satpam fakultas P. itu jadi gay. Habis kalau lihat dia terkadang terlalu napsu. Sehabis puas menikmatinya terkadang kami buru-burung pergi.

Sekitar dua malam yang lalu baru aku menanyainya. Dan aku sangat kaget akan apa yang telah terjadi padanya hingga dia mau menjalani kehidupan sesama jenis seperti kami. Hehehe...

Seperti ini ceritanya kepadaku. Aku tulis agak panjang. Tetapi tidak aku besar-besarkan Cuma aku ringkas seringkas-ringkasnya. Silahkan membaca

Anakku gay aku juga gay

siang itu aku sedang tidak masuk kerja. Siang itu aku izin sakit walaupun sebenarnya hanya ingin bermalsa-malasan.  Sedangkan istiku masih masuk kerja. Siang itu anakku tidak mengetahui kalau aku libur.

Siang itu aku pergi ke warung di depan gang ruamah. Warung langganan keluarga kami jika istriku tidak memasak. Saat makan itu aku lihat anakku yang masih duduk di kelas 1 SMP pulang sambil berjalan beriringan dengan seorang anak tetangga yang lebih kecil. Ya.... aku biarkan saja namanya juga berteman.

Tak berpa lama aku pulang kerumah. Tanpa curuga aku melihat pintu rumah tertutup, pikirku anakku sedang pergi main atau membeli makan sepertiku. Aku yang malas membuka pintu karena kebelet kencing aku langsung ke kamar mandi yang letaknya di belakang rumah lewat halaman samping.

Betapa kagetnya aku saat mau masuk ke kamar mandi, aku mendengar suara orang terisak-isa menangis dan yang satunya seperti mengeluh keenakkan. Sambil menahan kencing aku tengok isi kamar mandi dari atas yang masih bisa aku gapai.

Berlipat-lipat kaget yang aku rasakan. Di dalam kamar mandi anakku sedang memasukkan penisnya kepdalam anus anak tetanggaku. Bukan memasukkan saja tetapi sudah mengelur masukkan penisnya berkali-kali. Sedangkan anak yang anusnya dimasukkan penis anakku merintih kesakitan.

Saat itu aku bingung harus berbuat apa. Antara kaget dan kawatir. Aku sama sekali tidak pernah mengajarinya hal seperti itu, bagai mana bisa dia melakukan hal yang di luar norma. Masih sambil menahan kencing diluar aku masih mengintip kejadian di dalam kamar mandi sambil berpikir keras apa yang harus aku lakukan.

Ternyata anakku sangat menikmati kejadian itu sedangkan anak yang disodominya sepertinya juga sudah bisa menikmatinya ketimbang awal permainan mereka. Aku melihat kejadian itu hingga anakku selesai organisme dan adegan selanjutnya adalah anakku mengoral penis anak yang di sodominya. Hingga sepertinya anak itu juga organisme walaupun aku tidak tahu kenyataannya apakah dia sudah bisa mencampai puncak sex itu atau belum.

Saat mereka memaki baju mereka aku segera pergi. Tidak begitu jauh sebenarnya hanya berusaha membuat suara langkah saja biar mereka segera mengahiri dan menyelesaikan urusan mereka. Hingga aku melihat mereka berdua keluar dan aku masuk ke kamar mandi untuk kencing.

Saat mau masuk ke kamar mandi tiba-tiba anakku memanggiku dan betap kagetnya aku dia meminta untuk ikut masuk ke kamar mandi bersama untuk kencing. Saking bingunggnya aku iyakan saja.

Aku dan anakku kencing pada lubang wc yang sama sehingga aku maupun anakku sama-sama bisa melihat penis yang lain. Saat aku melihat penisnya yang belum berbulu dan belum begitu berurat aku menjadi merinding. Bagimana penis itu sudah tidak perjaka lagi, sudah menyodomi anak kecil. Saat aku melirik wajahnya dia malah melirikku. Saat lirik-lirikan itu aku berusaha berpaling pada pensiku sendiri mungkin begitupula dirinya. Tapi aku segera meliriknya lagi dan betapa kagetnya lagi dia mengambil bungkus kondom di samping wadah sabun. Aku sama sekali tidak tahu kalu di sana ada bungkus kondom, aku sama sekali tidak memperhatikan kalu dia tadi memakai kondom. Darimana juga dia mendapatkan kondom? Kondomku sendiri selalu aku simpan di tempat kerjaku tidak pernah aku bawa pulang.

Aku sama sekali tidak tahu harus berbuat apa. Rasanya melihat anakku sendiri aku sudah merinding. Seumur hidup aku memang sudah meniduri beberapa wanita selain istruiku tetapi melihat anakku yang meniduri laki-laki aku menjadi merinding. Anak apa yang telah di lahirkan istriku ini. Tapi aku yakin dia anakku karena kami berdua sangatlah mirip, lagian saat aku menghamili istriku aku yakin dia masih perawan 100% karena darah vaginanya yang membasahai penisku waktu itu.

Setalah kejadian itu aku hanya diam saja dan lebih banyak merenung. Sekali-kali pada jam pulang sekolah anakku, aku sempatkan pulang diantara jam kerjaku hanya untuk melihat apa yang anakku kerjakan. Alhasil beberapa kali dia melakukan hal serupa dan aku memergokinya.

Walupun aku tahu itu salah tapi aku tidak mau melaporkan kepada orang lain. Sebagi kepala keluarga aku harus menjaga nama baik keluargaku. Hingga suatu hari aku beranikan diri untuk berbicara empat mata kepadanya.

Hari itu hari minggu. Aku libur sedangan istriku masih lembur pada hari minggu itu. Masih terhitung pagi, anakku masih tidur di kamarnya sedangkan istriku sudah pergi dan aku mulai berbicara padanya.

Setalah mengantarkan istriku pergi kepabrik aku pulang dan masuk ke kamar anak laki-laki tunggalku. Kulihat dia sedang tidur sambil memeluk guling. Dapat kulihat pantatnya dalam balutan celana tipis. Aku duduk di sebalah tempat tidurnya, kulihat wajahnya yang damai dan masih anak-anak. Sebenarnya saat itu aku masih takut untuk berbicara padanya tetapi harus aku lakukan.

Kubangunkan dia sambil menepuk pundaknya yang terlelap. Hingga dia membuka matanya dan bermalas-malasan di sampingku. Aku berbicara pelan kepadanya, aku usahakan santai. Aku katakan dia sudah dewasa, sudah baliq, harus tahu dosa dan neraka, dan aku ceritakan apa artinya sex dan wanita. Entah dia paham atau tidak aku terus saja bicara padanya hanpa nada yang benar karena aku masih takut-takut.

Hingga apa yang aku harus katakan aku katakan tentang apa yang aku lihat. Dia diam saja tanpa espersi, persis seorang pembuhuh berdarah dingin tidak memiliki rasa bersalah. Dia tenang dan wajar walau aku mengatakan kalu aku sudah melihatnya secara langsung. Malah dia berkata seperti ini :

“kalau iya kenapa Pak? Aku menikmatinya. Seperti bapak melakukannya dengan ibu.?” Lalu dia berkata banyak sekali tentang sukanya melakukan sex, onani, tidak punya uang, tidak punya pacar hingga film porno, hingga yang katanya sudah menjadi wajar di sekolahannya.

Pikiranku benar-benar kacau. Bagaimana dia mengetahui semua itu. Mungkin karena tehnologi yang memang sudah berkembang.

Aku pun membalasnya “nak jika memang kamu tidak tahan kenapa kamu tidak melakukan dengan temani-temanmu yang sama sepertimu. Malah kamu melakukannya dengan anak di bawah umur?”

“teman temanku sudah memiliki pacar pak, mereka melakukannya dengan pacarnya sedangkan aku tidak punya makanya aku melakukannya pada Doni (anak tetangga yang aku lihat bermain sex dengan anakku). Begini saja pak kalu tidak setuju, bolehkah aku melakukannya dengan bapak, aku tidak mungkin melakuknnya dengan ibu kalu dengan bapak masih mungkin.”

Betapa kegetnya lagi dengan apa yang dia katakan. Mungkin karena takutnya anakku menjadi gay dan kecanduan bermain dengan bayak pria di luar hari itu aku menyanggupinya. Apalagi aku takut jika anakku di sodomi hingga berdarah-darah. Istiku saja yang kuperawani merasakan sakitnya berminggu-minggu apalagi jika anakku di sodomi pada lubang yang lebih sempit dari vagina dengan penis orang dewasa yang lebih besar.

Aku berbaring di kasur anakku, celana pendekku aku turnkan selutut dan anakku mulai menyodomiku. Sebenarnya tidak begitu sakit di pantan tetapi yang terasa sakit itu di dalam lubuk hati yang paling dalam. Yang menyakitkan lagi setelah sahwat anakku terlampiskan dia memberikun servis extra yaitu mengoral penisku. Aku akui permainnya lebih hebat dari wanita, lebih kuat sedotannya dan lebih kasar mainnya dan ahirnya sepermaku keluar. Setelah keluar itulah yang menambah sakit di dalam hatiku, bagaimana bisa aku menikmatinya. Dia anakku, darah daginggu bagaimana aku bisa menikmati perlakuan mengerikan anakku padaku. Saat itu aku benar-benar dalam tekanan batin yang luar biasa.

Awalnya aku pikir sekali dua kali hubungan itu berahir. Tetapi nyatanya semua itu berlanjut berminggu-minggu hingga bertahun-tahun. Hingga ahirnya dia selalu meminta jatah kepadaku seperti aku meninta jatah kepada istriku, walaupun kami harus mencuri-curi waktu. Hingga jatah untuk isriku sendiri terkadang tidak bisa aku penuhi dan terkadang aku kuwalahan anatar anakku dan istriku. Berbagai obat kuat telah aku minum saat itu untuk memenuhi jatah istriku walau ahirnya anakku lebih tanggu dari pada aku.

Gilanya lagi anakku berani mendatangiku di tempatku kerja hanya untuk lubang pantatku.  Hitungan mainnya bukan mingguan, tetapi harian. Aku bermain dengan istriku maksimal seminggu 3X tapi dengan anakku sehari bisa 3X.

Bulan-bulan yang berat aku alami. Jatah istriku hanya bisa aku lakukan dengan tangan dan oral pada vagiananya saja. Walau istriku puas tetapi aku malu seolah-olah aku yang masih 32 tahun sudah loyo. Istiku sering menyindirku di depan ibu-ibu tetangga dan terdengar oleh telingaku. Hingga mampir ke mulut-mulut temanku. Akupun dikenal pemuda iponten waktu itu.

Aku berusaha menghentikan kebiasaan anaku itu tetapi saat aku bisa menjauh dia malah membawa anak kecil laki-laki kedalam rumah dan memamerkan perbuatannya kepadaku. Hingga aku tidak jadi menjauh kepadanya. Aku turuti saja kemauannya. Hingga tanpa sadar aku menikmatinya juga.

Tak sadar ternyata penis yang dulu kecil dan mudah saja masuk ke dalam lubang pantanku secara dua tahun berubah menjadi penis yang lebih besar dari punyaku sendiri. Bulu-bulu halus juga sudah bermunculan di sekitarnya. Aku terkadang juga sudah tidak minta di oral oleh ankku tetapi aku minta menyodominya juga. Lama kelamaan itu menjadi kebiasaan kami. Sensasinya sangat berbeda dengan wanita. Hingga ahirnya aku diperkenalkan kepada beberapa teman gay dan ahirnya aku benar-benar terjerumaus dalam dunia ini.

Isrtiku semakin sering mengeluh tentang kejantananku karena penisku hanya seminggu sekali bisa benar-benar mengobrol dengan vagina istriku. Sedangkan untuk kepuasannya aku berikan alat bantu sex yang aku dapat dari pasangan gay ku. Istikupun mengiyakan saja asal dia puas.


Jujur aku dan istriku semenjak bangku SMA memang gila sex hingga tak sengaja dia hamil dan aku harus menikahinya. Aku tak tahu kalau hubungan pertama kami langsung jadi seorang jabang bayi karena hanya pada saat merawaninya saja aku tidak pakai pengaman. Aku sampai sekarng masih mencintainya walupun aku sudah jadi milik umum. Yang jelas aku dianggap sudah loyo dan dianggap sudah tak mungkin selingkuh. Video prorno yang dia tontonkan kepadaku tidak memberikan hasrat sexku. Dia benar-benar yakin aku hampir ipoten 100% hingga dia menginginkan menambah momongan di usia 35 tahun ini dan sebentar lagi anak keduaku anak lahir.

Kamis, 31 Juli 2014

Sailendra Sex di solo

Ahirnya setelah menulis sex di solo beberpa waktu yang lalu aku benar-benar semapatkan ke rumah temanku itu. Dia sudah kerja di sebuah rumah makan, saat aku mengenalnya dia sekolah di SMK. Itu lo SMK yang mengeluarkan mobil SMK.

Aku kesana jam 8 malam an. Sang kakek masih belum tidur dan si X baru saja pulang (katanya) bapak ibu X sini kerja di jakarta. Seingtku aku kemarin belum menceritakannya.

Sekarang setelah bekerja si X ini makin manis. Katanya dari tempatnya kerja dapat biaya perwatan wajah. Jadi lumayan tidak seburuk dahulu. Malam itu aku menginap di rumahnya. Sang kakek tidur di ranjang aku dan X tidur di bawah beralasan karpet.

Yang pasti aku dan X malam itu main. Lumayan lah... setelah beberap waktu tidak Ml karena harus mengurus kegiatan organisasi di kampus.

Masih jam berapa dini hari, aku tak begitu melihtnya. Kakeknya X ini turun dari tempat tidur. Aku yang masih bugil membantunya turun. Dia bilang mau ke kamar mandi. Aku dengan sukarela membantunya.

Dikamar mandi itu tidak sungkan aku melepaskan sarung kakek dan memegang penisnya saat kencing. Setelah kencing kakek x bukanya memaki sarungnya kembali malah dia memegang penisnya dalam posisi mengocok. Dan aku tahu maksutnya.

Sebelum itu aku bawa kakek X ke kasurnya dan kulakukan serfis sepesial kepadanya. Saat X tidur pulas aku melayani napsu kakeknya sambil tidur. Aku tahu sahwat laki-laki tidak ada hentinya walu sudah tua. Hanya saja tidak bisa bertahan lama.


Memang tujuanku kerumah itu adalah memberikan sex kepada kakeknya buka kepada cucunya. Kapan-kapan aku akan dantng lagi kakek.