Kamis, 31 Juli 2014

Sailendra Sex di solo

Ahirnya setelah menulis sex di solo beberpa waktu yang lalu aku benar-benar semapatkan ke rumah temanku itu. Dia sudah kerja di sebuah rumah makan, saat aku mengenalnya dia sekolah di SMK. Itu lo SMK yang mengeluarkan mobil SMK.

Aku kesana jam 8 malam an. Sang kakek masih belum tidur dan si X baru saja pulang (katanya) bapak ibu X sini kerja di jakarta. Seingtku aku kemarin belum menceritakannya.

Sekarang setelah bekerja si X ini makin manis. Katanya dari tempatnya kerja dapat biaya perwatan wajah. Jadi lumayan tidak seburuk dahulu. Malam itu aku menginap di rumahnya. Sang kakek tidur di ranjang aku dan X tidur di bawah beralasan karpet.

Yang pasti aku dan X malam itu main. Lumayan lah... setelah beberap waktu tidak Ml karena harus mengurus kegiatan organisasi di kampus.

Masih jam berapa dini hari, aku tak begitu melihtnya. Kakeknya X ini turun dari tempat tidur. Aku yang masih bugil membantunya turun. Dia bilang mau ke kamar mandi. Aku dengan sukarela membantunya.

Dikamar mandi itu tidak sungkan aku melepaskan sarung kakek dan memegang penisnya saat kencing. Setelah kencing kakek x bukanya memaki sarungnya kembali malah dia memegang penisnya dalam posisi mengocok. Dan aku tahu maksutnya.

Sebelum itu aku bawa kakek X ke kasurnya dan kulakukan serfis sepesial kepadanya. Saat X tidur pulas aku melayani napsu kakeknya sambil tidur. Aku tahu sahwat laki-laki tidak ada hentinya walu sudah tua. Hanya saja tidak bisa bertahan lama.


Memang tujuanku kerumah itu adalah memberikan sex kepada kakeknya buka kepada cucunya. Kapan-kapan aku akan dantng lagi kakek.

Minggu, 27 Juli 2014

Sailendar Sex di solo (parah)

Asik juga ternyata mamerin cerita sex kita di sini. Teman-temanku saja pada ngiri. Kisah-kisahku nyata lo... bukan hayalan anak kecil. Suwer.

Kali ini aku ceritain kegilaan teman cinta satu malamku. Aku berkenalan saat semester satu. Rumahnya berada di asal kota pak jokowi alias Solo alias Surakarta.

Aku berkenalan dan mendapat nomer HP nya dari seorang gigolo di sana. Sebut saja namanya X (kok nama samaran X terus, yang lain dong!!! Jawab: Males). Intinya aku disuruh kerumahnya.

Rumahnya sederhana. Memiliki teras ala rumah jawa, ruang tamu besar dan memiliki satu kamar yang sangt besar yang dijadikan tempat tidur, ruang makan, ruang kelurga dan ruang Tv. Tak ketinggalan rumah jawa yaitu kamar mandi dan dapur yang terpisah dengan ruang utama. Dia tinggal dengan kakeknya.

Yang aku bayangkan bagimana orang dulu bisa menikmati sahwat jika ruangganya seperti ini. Aku yakin ini rumah bangunan tua yang sama sekali belum direnofasi atau melakukan tambal sulam. Aku pikir di dapur atau di kamar mandi orang-orang dulu ML. Apalagi aku pernah dengar orang dulu Ml di kandang domba atau sapinya agar tidak ketahuan anak-anaknya.

Awalnya aku pikir dia mengajakku bermain sex di dapur atau di kamar mandi yang tidak terlihat orang. Eh... ternyata aku malah di ajak main di ruang keluarga. Bagai mana ya... habis di lihat kakeknya. Kalau kakeknya gay ga papa, katanya kakeknya normal ga pernah melakukan sex sesama jenis seperti ini. Katenya kakeknya pikun tetapi rasanya bagi mana gitu (Enakan main di pinggir jalan yang tidak terlihat orang dari pada main di dalam ruangan dilihat orang) Seperti ada cctv yang merekam adegan kami.

Dia terus memaksaku. Dengan sedikit canggung dia mainin aku. Jelas saja ahirnya penisku susah berdiri. La rasanya canggung ada kakeknya duduk menonton Tv sedangkan kami berdua Ml di kasur.

Awalnya aku suruh dia mengusir kakeknya atau mengajaknya sekalian. Tetapi sang kakek hanya menjawb ga pengen pergi katanya pengen lihat saja.

Karena ada rasa ga enak juga ahirnya sebelum ML  aku datangi kakeknya. Aku pegang selangkangnya, tetapi kakek itu diam, aku plorotkan sarungnya dan aku kulum penisnya dia hanya tersenyum.

“aku ini sudah tua, kerisku sudah loyo, sudah ga usah ngajak main aku, kalian main berdua saja” begitulah kata-kata kakek itu.

Ahirnya di depan sang kakek akmi berdua main. Sebernarnya si X asal solo ini ga ganteng dan ga menarik hanya saat itu aku belum punya teman gay yang dekat jadi aku ajak main saja.

Setelah main aku menghampiri kakeknya dan meminta maaf. Aku tawarkan untuk mencoba kenikmatan sex lagi. Kusedot-sedot terus penisnya hingga ahirnya dia mengelurkan air mani yang agak kental tanpa ereksi.
Sang kakek berterima kasih padaku.


Setelah kejadian itu aku beberapa kali datang kerumahnya. Buka utuk si X ini. Tetapi untuk si kakek. Lagian kakeknya juga menerimanya dan setelah itu selalu mengucapkan banyak terimakasih. 

Mungkin sudah setahun ini aku tak kesana. Apa aku kesana lagi saja ya...

Selasa, 15 Juli 2014

Aku jatuh cinta Pada seorang wanita dan seorang pria




Sebut saja aku febri. Aku masih pegaiwai baru di perusahaan swasta, aku baru lulus kulaih bebrapa bulan lalu. Aku memang menargetkan memiliki pasangan hidup yang benar-benar serius saat sudah mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan. Jadi saat dimana gaji pertama yang aku terima dengan nominal 2x nilai UMR kotaku aku memberanikan diri menembak seorang cewek yang memang sudah dari dulu aku harapkan jadi istriku.

Dialah sahabat dekatku. Sebut saja namanya Winda. Sejauh umurnya lah aku sudah mengenalnya. Dia sahabat ku dari kecil hingga sekarang. Walau rumah kami ahirnya berpisah nyatanya saat menginjak bangku perkuliahan kita disatukan kemlai. Entah dari mana rasa cinta itu timbul dan hanya aku pendam karena aku berjanji tidak akan berpacaran kalu belum berpenghasilan sendiri. Tetapi rasa cintaku padanya sudah aku simbolkan dalam sikap dan perilaku saat jalan dneggannya. Diapun menaggapiku dengan positif.

Sama sepertiku. Dia juga tidak berpacaran selama belum berpenghasilan sendiri walu banyak cowok yang mendekatinya. Karena aki terlalu dekat sebgai sahabat terkadang dia mengatakan pada cowok yang menembaknya kalau akulah kekasihnya. Hingga sekarang hal itu terjadi, aku dan dia benar-benar jadian.

Karena umur juga aku dan dia menargetkan pernikahan 2 tahun setalah jadian hubungan kita. Selama itu kami berpacaran bisa saja, lurus-lurus saja sesuai norma agama. Karena kami memang orang-orang beragama.

Dalam perjalanan 2 tahun itulah aku mengalami penyimpangan. Jujur aku memang bisex dimana aku tertarik pada lawan jenis tetapi juga tertarik pada sesama jenis (gay). Jujur ini masih belum satu tahun tapi sudah terjadi dan membuat aku managis.

Awalnya, karena sudah memiliki uang sendiri aku mulai suka nongkrong di pinggir jalan dan berkenalan dnegan banyak orang. Begitupula di dunia maya aku membuat akun gay yang palsu bukan aku. Dari dunia maya itulah aku berkenalan dnegan banyak orang, jujur hal itu sangat menyenangkan. Aku berbincang dengan banyak orang gay tanpa ada rasa canggung.

Walau begitu aku masih lurus-lurus saja. aku tidak melakukan sex walau dalam gay banyak yang mengajak. Aku hanya berniat berteman saja tetapi tidak melakukan sex. Banyak sekali teman-teman gay yang aku kenal, kami saling mengobrol dan bertukar pandangan. Dari saja juga aku baru tahu teman-teman SD, SMP, SMA hinga perkulihan banyak juga yang gay tetapi tidak aku ketahui sebelumnya. Ada juga teman gay yang ahirnya bersahabat dekat dengan diriku karena obrolan kita seperti menyambung dan sama-sama tidak mementingkan sex.

Hingga suatu malam sebuah iblis memasuki hidup kita.
Awalnya kami berdua ngobrol biasa-biasa saja sambil silaturohmi karena masih dalam suasana lebaran. Sebut saja namanya Aar. Sambil mengobrol dan menanton TV di kamarku kami saling tertawa-tawa dan bercanda. Menjelang tengah malam AAr ingin PUP dan minta ijik ke kamar mandi kost ku.

Saat AAr kembali dari kamar mandi itu lah perubahan terjadi. Obrolan kita bukan lagi yang lucu atau yang sederhana. Tetapi lebih cendrung ke masalah sex, bluefilm hingga organ sensitif kita. Hal itu ahirnya membuatku terangsang. Aku memang sama sekali belum pernah melakukan sex, sedagkan dia sudah.

Memang salahku, aku yang merayunya karena aku sudah sangat terangsang. Sebenarnya dia tidak mau karena dia sudah mengganggapku sebagai sahabtnya, menurutnya berhubungan dengan sahabat sendiri sangtlah menjijikkan. Sedangkan aku saat itu terus merangsangnya. Hingga ahirnya sebuah ciuman di bibir, pipi, dada dan ahirnya hingga oral sex pun terjadi.

Mungkin karena ingin memberiku pengalaman bercinta juga ahirnya dia membrikan aku tanda positif untuk melanjutkannya. Lampu kmarpun kami matikan. Seperti pengantin baru aku melakukannya dengan sangat tidak profesional hingga dia yang mengajariku. Dia mengajariku ciuman bibir yang enak, cuman pipi yang enak bahkan cara mempermaninkan punting susu salawan dan oral yang benar. Jujur karena itu pertama kalinya buatku aku benar-benar sangat menikmatinya. Hingga.

Prek... suara benda jatuh terdengar di kamrku. Aar yang sedang menserfisku berhenti dan aku juga bangkit. Dari gelapnya malam aku melihat tasbih yang biasa aku gantung jatuh di lantai. Dari sanalah aku dan Aar berhenti. Kunyalakan lamu dan segera aku pakai pakaianku lagi. begitu juga Aar. Saat aku lihat wajahnya aku seperti melihat dia menagis dan jijik. Enah apa yang terjadi saat itu aku tidak tahu. Tidak ada yang organisme malam itu. Tak lama setelah itu Aar pamit pulang sedangkan aku tidak berbuat apa-apa. Melihat wajanya yang murung membuatku takut menyapanya.

Malam itu aku dan dia tidak bisa tidur. Aku merasa bersalah padanya dan dia juga merasa hal yang sama. Hanya melalui pesan BBm kita ahirnya tahu kalu kita sama-sama bersalah. Tetapi aku lebih merasa bersalah. Hingga ahirnya kita memutuskan untuk tidak berhubungan, bersapa dan bertemu dulu hingga rasa bersalah diantara kami benar-benar lenyap.

Dalam rasa sesal dan salah itu aku tak berhenti hentinya menagis dan meminta maaf pada diriku sendiri dan terutama pada ALLAH SWT. Setiap melihat foto AAr aku selalu merasa bersalah dan merasa berdosa. Saat melihat di BBM fotonya aku selalu langsung menagis akan kesalahan aku terhadapnya.

 Tapi anehnya setelah satu minggu perasaan itu menjadi suatu rasa yang aneh. Rasa itu berubah menjadi sebuh rasa rindu yang tak terbendung. Setiap melihat fotonya aku ingin meminta maaf padanya dan memeluknya. Hal itu mirip dengan saat aku jatuh cinta pada winda pada saat pertama kalinya.

Apakah ini namanya cinta gay. Entah aku tak pernah merasakannya. Aku hanya ingin minta maaf pada Aar dan ingin selalu dekat dneggannya. Aku ingin menjadi suatu bagian darinya, bukan sekedar sahabat malamnya. Ya selam ini kami betrmu saat malam hari makanya aku selalu bilang dia sahabat malamku.

Aku tahu dia sama sepertiku. Sejiwa. Dia juga memiliki tuangan dan akan melangsungkan pernikahan tahun-tahun ini. Tetapi kenapa aku bisa merasa kangen dan ingin dekat denggannya. Ini masih belum dua minggu kejadin itu berlangsung. Tetapi kenapa aku bisa sehancur ini jika menginggatnya. Apakah benar ini karena cinta.

Bagimana maunisa bisa mencintai dua orang, sejenis dan lawan jenis hingga rasa cinta pada sang pencipta hampir pudar. Jujur aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku ingin bertemu dengan Aar tetapi aku takut bertemu dengan dirinya.

Senin, 14 Juli 2014

Supardi Gay itu indah

Maaf ini hanya curhatan seorang satpam kampus kepada kami yang kami tulis disini. Namanya pak Supardi (nama sebenarnya). Kami (terutama saya) sudah pernah melakukan ML beberapa kali dengannya.

Dia sudah beristri dan beranak. Rumahnya disekitaran kampus. Selain jadi satpam dia juga menjadi bapak kost. Terus kenapa dia menjadi gay?

Katanya menjadi gay itu bukan soal sex suka wanita atau laki-laki. Katanya sex itu adalah seni, seni menikmati tubuh manusia. Katanya dia sudah menikmati banyak sekali tubuh manusia. Dari usia 13 tahun hingga usia 33 tahun dia sudah menikmati tubuh wanita dan baru dua tahun ini dia mulai menikmati tubuh laki-laki.

Katanya menikmati tubuh waita itu memang telah menjadi kotrdat laki-laki. Tetapi saat jauh dari wanita dan dia tidak bisa menikmati tubuhnya sendiri menikmati tubuh sesama jenis juga sangat mengasikkan. kesenian dalam tubuh sesama jenis itu berbeda dengan menikmati seni dalam beda jenis kelamin.

Awalnya dirinya juga tidak tertarik kepada sesama jenis. Tetapi ahirnya karena suatu masalah hidup kejadian itu merubahnya.

Setahu saya dan teman teman dia bisa menjadi bot atupun top. Kelihatannya dia menyukai keduanya. Saya sudah pernah bermain top dan bot kepadanya.

Katanya saat kami berbincang-bincang menikmati dan dinikmati sesama jenis itu agak berbeda sensainya dengan menikmati tubuh wanita. Energi dan perasaannya katanya berbeda jauh. Napsu birahinya juga sudah lain. Kalau dengan wanita dia hanya ingin bisa puas disamping memuaskannya tetapi jika bersama sesama laki-laki harus sama-sama puas, harus sama-sama memuaskan, harus sama-sama nakal, harus sama-samaberani dan tanpa harus canggung dan gelisah. Entah itu nyata apa engga karena aku sendiri belum pernah melakukannya dnegan seorang wanita.

Sabtu, 05 Juli 2014

Sailendra Sex berempat di gunung

Langsung saja tanpa aku ceritakan seting tempat. Kejadian itu setelah ujian nasional. Aku dan ramdan tidak perlu belajar lagi karena kami sudah di terima di Universitas ternama. Saat itu aku dna ramadan mengajak Bagus dan teman gay kami yang bernama Upin (nama samaran).

Upin ini orangnya gundul, tinggi tapi kerempeng. Kami kenal dari agus. Intinya malam itu aku berhasil pinjam tenda kepada teman. Jadi kami bisa bermain sepuas hati. Jarang jarang lo bisa bermain ber empat. Biasanya bertiga saja sudah cukup.

Awalnya aku dipasangkan dengan Upin. Upin minta jadi top dan aku jadi bot. Karena gelap ga pakai penernagan sama sekali aku sama sekali ga tahu tubuh upin ini. Saat penetralisir ya biasa-biasa saja lalu saat jari tengahnya upin dimasukkan pantatku rasanya geli-geli bagai mana... jari-jarinya ada bulu-bulunya jadinya menimbulkan sensai-sensai. Jelas aku terangsang berat saat aku mau mengocok penisku oleh si upin ini dilarang, sebelum memegang penisku tangnku selalu di pukulnya.

Jelas saja tidak adil, aku tidak bisa menikmati sensasi yang lebih. Agak marah waktu itu, aku menganggap si upin ini keetrlaluan. Tetapi sensasi di anusku malah menjadi-jadi saat tanggannya di putar-putar. Merinding disko sampai keubun-ubun nikmatnya. Sampai-sampai aku tak memperhatikan apa yang dilakukan Ramadna dan agus di sampingku. Tataku hanya terpejam menikamati anusku, sensistif sekali rasanya penisku malam itu.

Walau nikmat tiada tara tapi karena penisku tidak ada yang menyentuh makan tak kunjung berhenti nikmatnya. Menjadikan peisku sakit menahan tegangan tinggi, karna ga tahannya si upin aku tampar beberapa kali. Habisnya penisku tidak di jamah sama sekali. Cuma pantat dan peunting dan bibir saja yang dijamahnya.

Hingga ahirnya aku di suruh berbaring bukan nungging. Saat mau berbaring itu aku sempat memegang penisku sebentar, rasanya nikmat, tapi sayang si upin ini menarik tangnku dan kedua tangannya memegang kedua tanganku.

Aku tahu posisi berbaring itu agak susah dilakukan tetapi si upin ini menginginkannya. Berlahan-lahan penis upin masuk dan aku baru tahu kenapa, penis si upin ini melengkung seperti pisang ternyata. Menimbukna rasa gesekan sensasi di anus terasa berbeda. Melayang-layang lagi ahirnya. Karena waktu itu yang aku tahu hanya bentuk penis yang lurus.

Berkali-kali aku menikmati sensasi dari si upin ini. Penisku tanpa sengaja ahirnya meluntahkan lahar di tikar karena kenikmatan dan gesekan penis dengan tikar. Sangt nikmat.

Hingga ahirnya si upin juga mengelurakan kenikmatannya. Saat dia minta ganti posisi aku bilang, aku tidak sanggup. Mau bagai mana lagi penisku sudah menyembur keluar.

Ronde kedua terjadi setalah makan roti bersama. Ronde kedua aku dipasangkan dengan Ramadan, karena sudah bisa ya terasa tidak apa-apa. Malah kami tidak melakukan apa-apa dalam keadaan telanjang, kami berdua hanya mengobrol sambil melihat bagus dan Upin, karena Baguslah yang sebenarnya masih terangsang malam itu.

Menjelang pagi aku kebelit kencing aku bangunkan orang yang disampingku yang ternyata si upin ini. Kuajak dia kencing agak jauh dari tenda agar tenda tidak pesing. Bukannya tidur lagi, setalh kencing si upin ngajak main lagi di luar tenda.

Ahirnya bukan aku saja yang main tetapi semua ikut main. Kami berempat bergantian jadi top. sistemnya saat itu satu top tiga top. Jadi siap yang jadi top harus bergantian memasukkan lubangnya ke tiga bot. Dimulai dari aku, Bagus kemudian Ramadan dan kemudian si Upin.

Sepertinya saat si upin jadi top sudah pagi karena aku mendengar azan subuh. Bukan aku saja yang menikmati sensai si upin ini tetapi semunya. Penisnya masuk ke pantan Ramadan,tangan kanannya ke aku dan tangan kirinya ke Bagus. Walau aku mendapat tangan aku akui aku menikmatinya dan Baguspun sepertinya juga. Nyatana kita bertiga ngaceng lagi.

Baru jam 8 kita turun ke bawah. Bukan untuk pulang hanya sekedar mandi dan pup saja. Setelah itu naik lagi menikmati indahnya hari. Besoknya kita baru pulang. Malamnya kami tidak main sex lagi. Habis ada beberapa anak juga yang ikut kemping. Tapi tengah malam tangan si upin meraja lela ke pantat kami hahha...


Oh iiya si upin ini sebenarnya Cuma pedagang sayur keliling

Kamis, 03 Juli 2014

Sailendra Sex di gunung

Sex di gunung terahir kali aku lakukan saat masih di bangku kuliah. Dulu pengguna facebook belum sebnyak ini dan teman gayku hanya 5-6an orang. Salah satunya Ramadan dan Bagus.

di SMA aku masuk dalam beberapa organisasi salah satunya Pecinta alam. Jadi wajar aku suka naik turun gunung. Langganan kami saat SMA masih gunung yang ada di kota kami. Dari sana kita bisa melihat kota lebih indah.

Karena aku cukup sering kesan bersama sehingga suatu waktu aku kesan hanya untuk bermain sex. Yang aku ceritakan ini saat bersama temanku Ramadan menjelang ujian nasional sekolah.

Tak banya yang kami bawa hanya tas yang berisi jaket, roti, minum, rokok dan korek serta senter. Kami bernagkat jam 3 sore setelah tambahan pelajaran dari sekolah. Perjalanan sampai kaki gunung sekitar satu jam. Sepeda motor kami titipkan di rumah penduduk paling dekat. Kami mendaki setelah magrib.

Perjalanan menuju puncak tidak lama hanya 1,5 jam an. Maklum gunungnya tak terlalu tinggi. Sekitar gunung dikelilingi pohon pinus. Aroma daun pinus kering selalu membuatku bergairah.

Tak banyak basa basi sebelum puncakpun kami sudah berciuman mesra. Di bawah batu besar dekat dengan puncak kami mulai melepas baju satu persatu. Aku tahu jarang ada yang naik ke puncak saat hari biasa. Jadi aman-aman saja.

Awalnya aku dulu yang jadi bot karena aku yang mengajak. Tetapi sebelum sampai klimak ganti Ramadan yang jadi bot. Hingga tiba-tiba ada suara langkah disertai gremicik lonceng.

Tentulah kami berdua segera berkemas dan memakai pakian. Kondom dipenisku saja belum sempat aku lepas penisnya sudah masuk kedalam CD. Lalu segera aku dna ramadan loncat menuju atas sambil melihat siapa yang datang.

Ternyata ada bapak yang mengembala 3 ekor sapi. Memang di sekiat sini banyak leguminase untuk pakan sapi di saat musim kemarau seperti ini.  Aku dan Ramadan hanya berjalan sambil menunduk ke penggala sapi sebagai tanda menghormati. Kemudian dibalas oleh bapak pengembala sapi tersebut.

“habis kecicing di sana?” kata bapak itu mengagetkan kami.

“iya pak, kebelet” palasku singkat.

“sudah di basuh apa belum tadi? Sini kalu belum ini ada air.”

“sudah pak.” Sambil lari menjauh. Takut kalau bapak itu tadi telah tahu apa yang kita lakukan tadi. (maaf sebenarnya percakapan menggunakan bahasa jawa murni yang langsung aku terjemahkan kedalam bahasa indonesia).

Sampai di puncak memang tidak ada satu orang pun. Kami beruda bebas melakukan apa saja. Bahkan kegiatan sex telah terjadi setelah makan malam di puncak. Bahkan kami berbugil ria beberapa saat lamanya sambil menikmati rokok.

Menjelang pagi udara semakin dingin dan ahirnya kami mengenakan baju lagi dan sekarang ditambah jaket. kOndom bekas dan bungkusnya sengaja kami bakar malam itu. Lalu aku  dan Ramadan mengobrol panjang lebar berdua di sana.

Tanpa kami sadari dan kami duga bapak penggembala sapi itu naik kepuncak dan ikut mengobrol bersam kami. Untung kami saat itu sudah mengenakan pakaian lengkap. Kami dan bapak itu berbicara banyak sekali. Sebut saja namanya pak Sapi (lupa namanya). Pak sapi memberi banyak petuah kepada kami.

Dia menceritakan kisah seorang pasangan yang melakukan ML disana dan katanya sang laki-laki penisnya menjadi membesar dan ahirnya meledah. Sedangkan sang wanita ahirnya berbadan dua dan melahirkan anak yang menakutkan. Intinya dia mengetahui apa yang kami lakukan dan melarang kami melakukannya lagi. Dongeng hanya akan menjadi dongeng. Nyatanya aku dan ramadan sampai sekarang masih hidup.

Setalah kejadian itu aku masih beberapa kali datang kesana. Bahkan aku pernah main ber empat disana dengan beberpa teman kuliah. Nyatanya kami baik-baik saja.

Kami turun ke kampung sekitar jam empat bersama pak sapi juga. Sampai di rumah penduduk terdekat pas imsak subuh. Pak sapi menyurh kami mandi besar dulu dirumahnya kemudian sholat subuh di rumahnya. Kami ikuti saja apa katanya saat itu. Lalu kami berdua pulang kerumah dan bersekolah.

Lanjut....>  sex berempat di gunung